Yogyakarta, (AuraGunungkidul.com) - Tidak sengaja ketika mainan media sosial pada hari Selasa 17 November 2020, kami menemukan sebuah kisah nyata yang mendadak viral di akun "Saiful Hadi" dalam postingannya dalam grup "Info Cegatan Jogja".
Cerita ini menjadi salah satu bukti betapa kuatnya daya magnet kota Jogja bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Saiful Hadi menuturkan, saat itu ia sedang dalam perjalanan pulang dari tugas bekerja jaga malam di bilangan jalan Solo. Sesampai di lampu traffic Pojok Beteng Wetan sekira pukul 16.30 WIB, ia bertemu dengan dua remaja yang sedang kebingungan arah menuju pulang. Remaja tersebut sedang bertanya ke seorang penjual koran namun masih saja kebingungan. Bahasanya kurang nyambung, kedua remaja tersebut ternyata berbahasa Ngapak.
Saiful pun akhirnya mendekat dan bicara sedikit dengan nada interogasi. Mereka pun menerangkan dengan terbata-bata. Sejak Senin sore mereka berangkat dari Kebumen berempat dengan dua motor ke Malioboro dan sampai malam hari. Keesokan harinya mereka bersiap pulang namun hingga sore hari dua remaja ini masih di Jogja terpisah dari dua teman lainnya.
"Tidak bawa identitas apapun, hanya STNK mati. Si pembonceng tidak bawa helm. Kemarin malam masuk Malioboro uang tinggal 10 ribu, itupun untuk beli bensin. Jadi pas ketemu saya blas duit ora cecekel (tidak pegang uang), bensin nipis, gek do rung madyang (belum makan)..komplit pokoke," Saiful menerangkan.
"Lha nek kentekkan bensin terus piye le mulih Kebumen? ( Kalau kehabisan bensin bagaimana pulang ke Kebumen?)," kembali Saiful bertanya.
Kedua remaja itu cuma bengong tidak bisa jawab apa-apa. Hanya raut memelas yang terekspresikan di wajah mereka. Dari Senin malam hingga Selasa sore tidak kemasukan makanan sama sekali.
Mereka meneruskan cerita ketika ditanya Saiful lebih lanjut. Kemarin katanya masuk Jogja lewat Bantul tapi sekarang lupa arahnya.
"Ya udahlah. Dari plat motor dan logat bicaranya saya yakin mereka beneran seperti ceritanya. Perkara kalau ternyata bohong bukan urusan saya. Mereka saya ajak makan di angkringan tapi menolak. Akhirnya saya kasih sedikit uang untuk sekedar beli bensin dan saya antar hanya sampai masjid Agung Bantul karena mereka sudah mulai ingat jalannya," tambahnya
Setelah memberi nomor WhatsApp Saiful pun minta agar sesampai di Kebumen segera mengabarinya.
Kisah ini juga tersambung ke seorang Polisi di Jogja yang sebelumnya menangkap kedua remaja ini. Kemudian sang Polisi ini menelepon teman anggota Polisi Kebumen yang bernama Aditya, menyakan perihal alamat dan nama orang tuanya. Aditya pun membenarkan alamat tersebut dan kebetulan mengenal dengan orang tuanya. Kemudian sang Polisi ini melepaskan kedua remaja ini menuju pulang.
Hari Rabu sekira jam 09.00 pagi Saiful akhirnya menerima telepon dari orang tua Alfin, salah seorang dari remaja tersebut yang mengabarkan bahwa anak mereka telah selamat sampai rumah sambil mengucapkan terima kasih.
"Jogja memang jos dan membuat semua orang ingin berkunjung. Walaupun sebagian..jian..kur paitan nekad (cuma modal nekad) seperti dua remaja Kebumen ini,"pungkasnya.
(Redaksi Smtourtravel.online)
Tonton Juga
0 Komentar