Gunung Gambar saat ini menjadi tempat wisata baik umum ataupun wisata religi. Ada yang datang sekedar ingin melihat panorama Jawa Tengah dari pucuk Gunung Gambar namun ada pula yang berharap berkah dan berdoa di petilasan Pangeran Samber Nyawa dengan nama lain Raden Mas Said yang merupakan nama aslinya. Sedangkan julukan Samber Nyawa diberikan oleh Nicolaas Hartingh, perwakilan VOC karena di dalam peperangan RM Said selalu membawa kematian bagi musuh-musuhnya terutama pihak Belanda.
Bukit dengan panorama indah ini menjadi tempat bertapa sang Putra Pangeran Arya Mangkunegara Kartasura dan Raden Ayu Wulan. RM Said mengasingkan diri ke Gunung Gambar untuk membuat strategi melawan penjajah Belanda hingga bisa memetakan situasi Keraton Surakarta termasuk cara mengusir dan berperang.
Dari pertemuan itu, RM Said diminta bertapa di petilasan Ki Gadingmas, anak Prabu Brawijaya V yang menjadi leluhur masyarakat Ngawen.
Dari bertapa inilah Pangeran Samber Nyawa kemudian mendirikan Kadipaten Mangkunegaran. Mangkunegaran merupakan pecahan Kasunanan Surakarta. Praja Mangkunegaran merupakan satuan politik yang dibentuk berdasarkan perjanjian Salatiga yang ditandatangani pada 17 Maret 1757 di Salatiga sebagai solusi atas perlawanan yang dilakukan Raden Mas Said terhadap Sunan Pakubuwana III, penguasa Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang telah terpecah akibat perjanjian Giyanti dua tahun sebelumnya.
Sejarah mencatat Pangeran Samber Nyawa melakukan peperangan sejak tahun 1741-1757. Dia dikenal sebagai panglima perang yang berhasil membina pasukan yang militan.
Dari sejarah inilah Petilasan Gunung Gambar dianggap sebagai salah satu bagian sejarah perlawanan terhadap Belanda. Spirit yang digelorakan Pangeran Samber Nyawa ini sangat membekas bagi masyarakat Gunungkidul khususnya di Kecamatan Ngawen.
Masyarakat lokal Ngawen melaksanakan Nyadran di Gunung Gambar serta Hutan Wonosadi yang tidak jauh dari bukit tersebut setahun sekali. Pelaksanaan Nyadran diperuntukkan untuk mengenang leluhur warga Ngawen.
Tonton Juga
0 Komentar